WARTAGEMA.COM, Banda Aceh – Saat fajar masih bersembunyi di balik selimut malam, dan suara duniawi terdiam dalam keheningan, ada sekelompok jiwa yang bangkit, menyambut panggilan cinta dari langit. Di Masjid Babul Jannah, Neusu Aceh, suasana khusyuk menyelimuti subuh itu. Hari Ahad , 5 Januari 2025, menjadi saksi langkah sederhana namun bermakna dari Pj Wali Kota Banda Aceh, Almuniza Kamal. Dengan kesahajaan yang memancarkan ketulusan, ia hadir untuk menunaikan salat subuh berjamaah bersama warganya.
Dalam balutan sarung dan kemeja koko hitam, Almuniza datang sebelum azan subuh berkumandang. Jamaah yang telah memenuhi saf-saf masjid menyambutnya dengan kehangatan tak bersuara. Usai salat, suasana semakin syahdu ketika lantunan zikir dan doa dipimpin oleh Ustaz Zul Arafah dari Majelis Zikir Arafah. Di tengah kesederhanaan masjid kecil itu, terasa betul ikatan ukhuwah yang mempersatukan hati-hati dalam keikhlasan.
Subuh bukan sekadar waktu transisi antara malam dan siang. Ia adalah pintu rahmat yang dibuka lebar oleh Sang Khalik. Dalam momen ini, doa-doa melangit tanpa hijab, dan jiwa-jiwa bersujud dalam ketundukan. Dalam sambutannya, Almuniza mengingatkan pentingnya salat subuh berjamaah sebagai pondasi kebangkitan umat.
“Salat berjamaah di masjid adalah pilar kekuatan umat. Di sini, kita mempererat ukhuwah, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menanamkan semangat kebersamaan. Mari jadikan Masjid Babul Jannah sebagai pusat kegiatan keislaman, kebersamaan, dan kepedulian sosial,” ujarnya penuh semangat.
Keistimewaan salat subuh bukan hanya pada pahalanya yang besar, melainkan juga pada kemampuannya menyatukan umat dalam solidaritas. Di balik gelapnya pagi, ada keindahan spiritual yang memancar, membangun jiwa-jiwa tangguh dan masyarakat yang harmonis.
Selain mengajak masyarakat untuk memakmurkan masjid, Almuniza menekankan pentingnya kebersihan sebagai bagian dari iman. Masjid yang bersih dan asri mencerminkan kesungguhan dalam menjaga amanah Allah.
“Mari kita jadikan masjid ini sebagai contoh lingkungan yang bersih dan tertib. Hindari membuang sampah sembarangan, dan bersama-sama kita wujudkan gampong yang nyaman dan indah,” pesannya lembut namun tegas. Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa iman sejati tercermin dalam sikap terhadap lingkungan, menyeimbangkan spiritualitas dengan tanggung jawab duniawi.
Momentum subuh berjamaah tidak berakhir di masjid. Selepas ibadah, Almuniza duduk bersama warga, berbagi cerita di tengah hangatnya secangkir kopi pagi dan hidangan sederhana. Kebersamaan itu menjadi jembatan antara pemimpin dan masyarakat, menciptakan harmoni yang jarang ditemui dalam hubungan formal.
Di zaman yang penuh dengan kesibukan duniawi, kebiasaan memakmurkan masjid, khususnya di waktu subuh, adalah upaya sederhana namun penuh makna untuk menjaga keseimbangan spiritual dan sosial. Salat subuh berjamaah bukan hanya soal ibadah individu, melainkan juga langkah nyata membangun komunitas yang kokoh dengan nilai-nilai agama sebagai fondasinya.
Tulisan ini bukan semata-mata apresiasi kepada Almuniza Kamal, tetapi juga cerminan harapan masyarakat terhadap pemimpin yang hadir sebagai teladan. Pemimpin yang baik tidak hanya mengatur, tetapi juga mengamalkan. Kehadiran Almuniza di masjid-masjid Banda Aceh, termasuk Masjid Raya Baiturrahman, adalah pesan nyata bahwa seorang pemimpin harus menjadi contoh dalam menegakkan nilai-nilai agama dan peraturan.
Dalam setiap langkahnya, Almuniza menunjukkan bahwa agama dan hukum bukan sekadar aturan di atas kertas, melainkan pedoman hidup yang harus dijalani dengan tulus. Ketika pemimpin berada di garis depan dalam memakmurkan masjid, rakyat pun terinspirasi untuk mengikuti.
Langit yang mulai terang menyaksikan jamaah meninggalkan masjid dengan hati yang dipenuhi syukur. Mereka pulang membawa semangat baru, diiringi doa dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Subuh berjamaah adalah awal dari kebangkitan peradaban, sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi masyarakat.
Kebangkitan umat dimulai dari sujud yang tulus di waktu subuh, dari pemimpin yang memimpin dengan keteladanan, dan dari masyarakat yang berkomitmen membangun kebaikan bersama. Inilah pesan yang ingin disampaikan: bahwa keberkahan terletak pada kesungguhan kita dalam melangkah di jalan-Nya, bersama-sama, sebagai umat yang kuat dan bermartabat. [] Kiban sagoe nyan???
Laporan : Al_MARMUS