WARTAGEMA.COM, Banda Aceh – Ketua Komite Muallimin Aceh (KMA), Tgk Darwis Jeunib, lakukan Peusijuek Wali Agama Aceh, Abuya Syeikh H. Amran Waly Al-Khalidy, pada Ahad, 22 Desember 2024, di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) menggelar zikir akbar dan doa bersama di lokasi yang sama. Kegiatan ini dimulai usai shalat Isya berjamaah, pukul 20.00 WIB, dan dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah di Aceh.
Tgk Darwis Jeunib, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Batee Iliek, dikenal sebagai tokoh yang berpengalaman dalam perjuangan dan kepemimpinan. Pria kelahiran 1 Januari 1960 ini merupakan anak ketiga dari enam bersaudara pasangan Abdullah dan Nurul Abdullah.
Pada tahun 1986, Darwis mengikuti pelatihan militer bersama pemuda Aceh di Libya. Ia dilatih oleh tokoh-tokoh besar seperti Zakaria Saman (Apa Karya), Hasan Tiro, dan Meuntroe Malik Mahmud. Kiprahnya tidak hanya di medan perjuangan, tetapi juga dalam menjaga persatuan masyarakat Aceh melalui lembaga KMA.
Ketua Rateb Siribee Aceh, Abi H. Syukri Daud Pango, yang juga Pimpinan Dayah Raudhatul Hikmah Al-Waliyah, menjelaskan bahwa zikir akbar ini merupakan kolaborasi antara Partai Aceh dan MPTT-I.
“Insya Allah, kami menggelar zikir akbar untuk mengenang 20 tahun tsunami Aceh. Ini juga menjadi momen bagi kita semua untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan membangun kebersamaan,” ungkap Abi Syukri.
Sebelumnya, Abuya Syeikh Amran Waly Al-Khalidy menerima penghargaan sebagai Wali Agama Aceh dari Wali Nanggroe Aceh dan KPA. Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Muzakir Manaf (Mualem) dan Kamaruddin Abubakar (Abu Razak) pada acara zikir bersama, 27 Oktober lalu.
Dedikasi Abuya Amran Waly dalam menyebarkan ajaran Islam, khususnya tasawuf, di Aceh dan Nusantara dinilai sangat berharga. “Perjuangan beliau adalah teladan bagi kita semua untuk terus memperkuat nilai-nilai keagamaan,” ujar salah seorang tokoh masyarakat.
Zikir akbar ini bukan hanya bentuk penghormatan bagi korban tsunami, tetapi juga menjadi momen refleksi untuk membangun Aceh yang lebih baik. “Kita harus menjaga nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus memperkuat persatuan masyarakat Aceh,” tutup Abi Syukri.
Masjid Raya Baiturrahman menjadi saksi kebersamaan ribuan jamaah dalam salah satu acara religius terbesar di Aceh, mempertegas peran agama sebagai pondasi masyarakat Aceh dalam menghadapi masa depan.[*/ril]