Pergi Haji Harus dari Harta Halal

WARTAGEMA.COM, Banda Aceh – Penceramah tetap Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Drs. Tgk. H. Ameer Hamzah, M.Si, kembali mengisi kajian rutin bertema Sejarah Islam dan Nusantara di Masjid Raya Baiturrahman, Kamis (8/5/2025) ba’da Subuh. Dalam ceramahnya, Tgk. Ameer mengingatkan pentingnya keikhlasan dan sumber harta yang halal dalam menunaikan ibadah haji.

“Biaya Ongkos Naik Haji (ONH) harus dicari dengan cara yang halal dan baik (halalan thayyiban), tidak boleh bercampur dengan yang syubhat apalagi yang haram. Jika haji dilakukan dengan uang haram, maka amal ibadah tersebut akan ditolak oleh Allah,” tegas Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Banda Aceh ini.

Ceramah Subuh ini turut disiarkan langsung melalui kanal YouTube IDF oleh Bapak Budi, dan disebutkan akan disebarkan hingga ke mancanegara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Brunei.

Tgk. Ameer menyampaikan kisah dari kitab Anisul Muslim karya Syekh Mustafa As-Suyuthi mengenai Imam Fakhrur Razi, ulama besar dari Persia. Dalam satu riwayat, Imam Fakhrur Razi melihat jamaah haji yang bertawaf dengan wajah menyerupai kera dan babi. Ketika ditanya kepada gurunya, sang guru menjelaskan bahwa itu adalah gambaran batin dari orang-orang yang berhaji dengan mencuri hak fakir miskin, anak yatim, dan janda.

Beliau juga menyampaikan kisah Muwaffaq, seorang tukang jahit sepatu dari Kufah yang disebut hajinya diterima Allah meskipun tidak sempat menunaikannya secara fisik. Muwaffaq memilih menyedekahkan seluruh ongkos hajinya kepada seorang janda miskin yang kelaparan. Berkat niat tulus dan amalnya, hajinya diterima oleh Allah, bahkan menjadi sebab diterimanya haji 60.000 orang lain.

“Jangan pikir yang diterima hanya yang sudah berangkat dan pulang dengan gelar haji. Kalau seseorang berniat sungguh-sungguh, tapi terhalang oleh sakit atau wafat, maka hajinya tetap diterima,” ujar Tgk. Ameer.

Lebih lanjut, ia mengutip pendapat Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar yang mengkritik orang-orang yang terus-menerus umrah, sementara tetangganya sendiri hidup dalam kemiskinan. “Lebih baik membantu fakir miskin di sekitar kita daripada umrah berkali-kali,” kutipnya.

Ceramah juga menyentuh sejarah keluarga Rasulullah, termasuk tentang Sayyidina Hasan yang melaksanakan haji hingga 40 kali dan dikenal sebagai sosok dermawan. Beliau juga membahas perbedaan pandangan antara Ahlussunnah wal Jamaah dan Syiah terkait keislaman Abu Thalib, paman Rasulullah.

Menutup ceramah, Tgk. Ameer mengingatkan pentingnya niat menunaikan haji dan berdoa agar diberi kesempatan oleh Allah, serta mengarahkan keluarga untuk turut bercita-cita menjalankan ibadah mulia tersebut. [TZ]

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *