WARTAGEMA.COM. Kota Sabang – Sabang, kota yang memeluk laut dengan keindahan birunya, berubah menjadi saksi bisu sebuah tragedi yang merenggut nyawa di sebuah turunan jalan berliku Cot Murong. Rabu sore (2/4/2025) menuju Iboih, langit masih terang ketika sebuah Toyota Avanza meluncur tak terkendali, tak mampu mengendalikan takdirnya sendiri. Rem yang tiba-tiba blong membuat kendaraan yang disewa secara lepas kunci itu menukik tajam, lalu terjun ke dalam jurang di kawasan Batu Gantung, Cot Ujong Murong.
Dalam sekejap, riuh tawa di dalam mobil berubah menjadi jeritan. Benturan keras menggema, menyisakan debu yang mengapung di udara. Di antara reruntuhan kendaraan, seorang pemuda bernama Dalailul Khairan (17) menghembuskan napas terakhirnya. Warga Gampong Grong-Grong Capa, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya itu meregang nyawa setelah tertimpa dongkrak yang tersimpan di bawah bangku sopir. Seakan alam ikut berkabung, sore itu mendadak muram.
Jenazah Dalailul dievakuasi dengan hati-hati. Malam pun turun saat tubuhnya diberangkatkan menuju kampung halaman menggunakan kapal roro pada pukul 20.00 WIB. Ombak yang biasa membawa perahu nelayan kini mengantar pulang jiwa yang telah tenang. Sementara itu, tujuh penumpang lainnya berusaha bertahan dengan luka-luka di tubuh mereka, dari yang ringan hingga cukup serius.
Di antara mereka, ada Aulia Safitri (24), yang pipinya terluka akibat benturan. Ada pula Raisul Fasya (13), bocah yang menanggung luka di lengan dan dagunya. Suci Nazira (18) merasakan perih dari robekan di kaki dan lengannya. Anggun (25) mengelus dadanya yang membengkak, masih terguncang oleh insiden nahas ini. Sang pengemudi, Amifuddin (29), asal Langsa yang berdomisili di Tangerang, terluka di lengan, kaki, serta wajahnya. Setiap dari mereka kini membawa cerita tentang maut yang hampir menjemput.
Perjalanan itu sejatinya bertujuan menikmati keindahan Sabang, menuju Iboih yang tersohor dengan pantainya. Namun, di tengah turunan yang curam, nasib berkata lain. Sang mobil, yang sebelumnya menjadi kendaraan kebersamaan, kini hanya menyisakan puing dan kepedihan.
Polisi masih mengusut penyebab pasti kecelakaan ini. Apakah kelalaian teknis atau ada faktor lain yang terlibat? Sementara itu, keluarga korban hanya bisa menatap nanar, berharap semua ini sekadar mimpi yang bisa dihapus saat terjaga. Cot Murong kembali sunyi. Hanya angin yang melintas, seakan menyampaikan pesan dari mereka yang telah pergi: perjalanan ini tak pernah sampai, namun kisahnya akan tetap dikenang. Semoga korban yang meninggal mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya, dan korban luka-luka lainnya segera sembuh seperti sediakala. Aamiin [MM]