WARTAGEMA.COM, Banda Aceh – Lailatul Qadar, malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan, menjadi momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan dan menebarkan perdamaian. Malam yang lebih baik dari seribu bulan ini diyakini sebagai waktu turunnya Al-Qur’an serta malaikat ke bumi, membawa kesejahteraan dan keselamatan bagi umat manusia.
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tgk. Chik Pante Kulu, Darussalam Banda Aceh, Tgk. H. Mursalin Basyah, Lc.,MA mengatakan bahwa setiap tahun, Lailatul Qadar menjadi peristiwa yang dinantikan pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Meskipun waktu pastinya tidak diketahui, umat Islam dianjurkan untuk mengisi malam-malam tersebut dengan ibadah dan refleksi diri guna meraih keberkahan yang dijanjikan. Nabi Muhammad SAW mencontohkan i’tikaf sebagai bentuk penghambaan yang dianjurkan dalam mencari malam penuh kemuliaan ini.
“Tidak hanya membawa keberkahan spiritual, Lailatul Qadar juga mengandung pesan perdamaian”, papar Tgk H Murshalin Basyah, dalam Khutbah, Jum’at, (21/03/2025) di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Ia menjelaskan bahwa dalam Surat Al-Qadr ayat kelima disebutkan kata salamun, yang bermakna keselamatan, ketenteraman, dan kedamaian. Hal ini menegaskan bahwa keberkahan Lailatul Qadar tidak hanya bersifat individu, tetapi juga harus berdampak pada kehidupan sosial dengan menciptakan suasana damai dan harmonis.
Menurutnya, dalam Tafsir Al-Sa’dy menjelaskan bahwa salam dalam ayat tersebut mengandung makna keselamatan dari segala bentuk kejahatan dan bencana, sebab pada malam itu dipenuhi dengan kebaikan dan kedamaian. Hal ini menegaskan bahwa esensi dari Lailatul Qadar harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari, dengan setiap Muslim berupaya menebarkan perdamaian di lingkungannya.
Cendekiawan Muslim, Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menambahkan bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kesejahteraan hingga fajar menyingsing. Menurutnya, kesejahteraan dalam konteks ini mencakup dua aspek, yaitu kedamaian dengan diri sendiri dan kedamaian dengan sesama. Ia membagi konsep kedamaian menjadi dua, yaitu damai pasif dan damai aktif. Damai pasif terjadi ketika seseorang tidak mengganggu orang lain, sementara damai aktif diwujudkan dengan interaksi positif, seperti memberi atau menyapa dengan niat baik.
Islam kata beliau sangat menekankan pentingnya hidup damai dengan prinsip dasar tidak mencelakai orang lain, baik secara fisik maupun lisan. Jika tidak bisa memberi, jangan mengambil hak orang lain; jika tidak bisa membantu, jangan mempersulit. Prinsip ini menjadi pondasi bagi terciptanya kesejahteraan lahir dan batin dalam kehidupan bermasyarakat.
Lebih lanjut, Quraish Shihab menegaskan bahwa kedamaian adalah kunci dalam meraih keberkahan Lailatul Qadar. Seorang Muslim yang mampu berdamai dengan dirinya sendiri, menerima takdir dengan lapang dada, serta menjaga hubungan baik dengan orang lain, akan mendapatkan ketenangan dan keselamatan. Sebaliknya, perbuatan yang melanggar prinsip keadilan dan kebaikan akan membawa dampak negatif, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam konteks ini, kata salamun dalam Surat Al-Qadr tidak hanya merujuk pada malam itu saja, tetapi juga menjadi nilai yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Islam sendiri berasal dari akar kata yang berarti damai, begitu pula Muslim yang berarti orang yang membawa kedamaian. Oleh karena itu, semangat kedamaian yang dibawa oleh Lailatul Qadar seharusnya tidak terbatas pada bulan Ramadan, tetapi harus menjadi prinsip dalam menjalani kehidupan.
Sebagai malam turunnya malaikat yang membawa kedamaian dan keberkahan, Lailatul Qadar mengajarkan umat Islam untuk tidak hanya mencari rahmat bagi diri sendiri, tetapi juga berbagi dengan sesama dan menebarkan nilai-nilai perdamaian. Dengan menerapkan prinsip ini, seorang Muslim sejati akan menjadi agen perdamaian yang membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. [MM]
Tata Laksana Salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman
Tanggal: 21 Maret 2025 / 21 Ramadhan 1446 H
- Khatib: Tgk. H. Mursalin Basyah, Lc., MA
- Imam: Tgk. Munawir Darwis
- Imam Pengganti: Tgk. H. Azman Ismail
- Muazzin I: Tgk. Takdir Fariza
- Muazzin II & Qari: Tgk. Mu’ti Abdullah
- Waktu Jumat: 12.49 WIB
Judul Khutbah: “Lailatul Qadar Membawa Pesan Damai”
Tertanda,
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, Lc., MA